Ikhtiar program hamil, huft... banyak yang memiliki ujian atau cobaan terkait sulitnya untuk bisa hamil dan mempunyai anak. Sebagian berusaha mengikuti program hamil, terapi, bahkan bayi tabung. Namun ada beberapa diantaranya yang ingin melaksanakan program hamil takut gagal.
Ini sebenarnya curhatan seseorang yang konsul ke WhatsApp saya, sudah saya berikan nasihat panjang di WhatsApp dan sayang kalau tidak di share di blog brangkali ada yang mengalami hal yang sama.
Faktor penyebab ketidak suburan secara fisik memang banyak faktornya baik sebab masalah kesuburan suami ataupun istri. Kondisi ketidak suburan ini terkadang membuat beberapa orang menjadi minder atau merasa rendah diri dan juga mungkin merasa sulit menerima kondisi tekanan dari luar terkait pertanyaan : sudah punya anak belum?, sudah punya anak berapa sekarang? Belum lagi kondisi keluarga yang bertanya coba ikhtiar ini itu, Coba periksa ke dokter dll.
PROGRAM HAMIL GAGAL ?
Terkait ikhtiar program hamil dengan masalah kesuburan apapun dan program hamil di manapun yang berhasil pasti ada dan yang gagal juga pasti ada. Ya seperti inilah usaha pasti ada gagal dan berhasil nya dan itu hukum alam dan hukum pasti. Jawaban dari setap usaha cuma ada 2 kok, berhasil atau gagal dan cuma itu aja dari dulu ga ada jawaban lain. Masa ga paham paham.
Seperti halnya program hamil bayi tabung, inseminasi dan alternatif juga tidak mungkin semua pasien berhasil hamil, dan pasti ada yang gagal. Begitu pun program hamil secara alternatif di klinik holistik elif medika yang menggunakan metode holistik dengan cara mental, emosional, spiritual serta terapi fisik menggunakan metode akupuntur dan atau secara herbal. Ada juga program hamil di tempat lain dengan secara pendekatan hipnoterapi .
Semuanya baik medis barat, medis timur atau spiritual juga tidak ada yang 100% menjamin berhasil hamil. Disinilah keterbatasan manusia karena keberhasilan atau kesembuhan atau positif hamil itu mutlak murni kuasanya Gusti Allah.
Terkadang kita itu takut, yah itulah menandakan bahwa manusia itu lemah dan ada kekuatan yang lebih dahsyat dari kita yaitu kekuatan gusti alloh (tuhan).
Kita sedikit refresh kondisi lain yang terkait ikhtiar seperti halnya banyak orang yang fakir atau miskin, siapa sih dari kita yang pengen hidup miskin? Pasti tidak ada kan! Tapi kenapa hidup kita selalu kekurangan terus dan selalu susah terus dalam mencari rizki padahal kita sudah kerja keras. Ya disitulah kuasanya Tuhan.
Jodoh, sehat, kaya, anak itu bagian dari rezeki yang telah ditentukan oleh Allah subhanahu wa ta'ala. Dan Apakah itu takdir Qada dan qadarnya Allah? Kabar baiknya doa bisa merubah takdir! tetap usaha dan berdoa saja dan jangan fikirkan hasil.
Apakah kita hanya perlu menerima semuanya? Harus, ini bagian dari awal suatu ikhtiar, kita harus bisa menerimanya dulu tentang apa-apa yang akan terjadi terkait program hamil nanti Apakah berhasil atau gagal kita harus siap secara fisik, mental, emosional dan spiritual.
"Oh iya kmrin dokter menyarankan saya untuk bayi tabung. Klo menurut Anda kondisi saya yang AMH nya sangat rendah, dan bayak faktor lainnya terkait tuba falopi tinggal satu dan itu pun tersumbat. Apakah bayi tabung akan berhasil? Biaya nya mahal sayang kalau tidak berhasil.
Secara literatur medis, ini tergantung saat stimulasi dgn injek hormon nanti AMH nya naik nggak dan telur yg dipanen banyak nggak. Soalnya kan minimal bisa sekiat 6-8 telur.
Setelah telur yang di dapat nanti kualitasnya Bagaimana apakah excellent ataukah good ataukah poor?
Setelah itu apakah nanti sperma suami bagus kualitasnya ataukah mati, klo mati ga bisa di kawinkan?
Lalu saat sperma dan telur dikawinkan embrio nya nanti bagaimana apakah kualitasnya bagus bisa membelah normal ataukah tidak?
Setelah itu apakah sudah bisa dipastikan bisa hamil, itu tergantung ketebalan dinding rahim yang sudah siap belum Apakah sudah memenuhi syarat dengan ukuran ketebalan yang normal. Dan setelah ditransfer embrio Apakah nanti akan nempel di dinding rahim dan terjadi kehamilan atau tidak, dan setelah nempel di rahim Apakah kehamilannya nanti berjalan dengan baik dan berkembang baik sampai proses persalinan? Inilah yang kita tidak tahu inilah yang kita tidak bisa memastikan 100% karena keterbatasan manusia dan kewajiban kita manusia hanya berusaha dan hasil itu murni haknya tuhan.
Biayanya mahal sayang kalau tidak berhasil. Sifat dasar Kita sebagai manusia itu ya sayang dengan apa yang telah kita miliki Dan itu hal yang wajar dan hal yang normal. Supaya tidak berat, kondisi internal kita harus sudah siap juga. Jadikan ikhtiar itu sebagai murni menjalankan perintah nya gusti alloh saja biar berkah dan ga jadi beban di hati. Jangan menuntut keberhasilan dulu nanti stress. Kita kan sudah tahu keberhasilan itu bukan mahluk yang menentukan (sudah tahu dan perlu kita menyadari juga).
Langkah awal agar gusti Allah ridho ya kitanya harus Ridho dulu dalam menjalankan semuanya. Pertama hati kita harus ridho dulu menerima apa yang telah Allah berikan terkait yang menurut kita itu kekurangan dalam diri kita. Kedua karena gusti Allah memerintahkan kita ikhtiar maka kita tinggal ikhtiar saja tanpa harus mikirin hasil (gusti Alloh tidak akan merubah suatu kaum sebelum mereka merubah apa yang ada dalam diri mereka).

Dan gusti Allah juga tidak akan memberikan ujian melebihi dari batas kemampuan hamba-nya. Di sini jawabannya Kalau mentok pasrahin ke Gusti Allah. Masa kita udah pasrah kan ke gusti Allah nggak percaya sama Gusti Allah ga akan ngasih solusinya.
Terus gitu jangan suudzon sama gusti Allah karena kita belum dikasih amanah, kita belum dikasih anak kita belum punya keturunan , gusti Gusti Alloh nggak adil. Eits jangan berprasangka buruk sama Gusti Allah.
Gusti Alloh juga tergantung prasangka hambanya, Dari Anas bin Malik radhiallahu’anhu secara marfu’,
قالَ اللهُ تعالى : عبدي أنا عندَ ظنِّكَ بي، و أنا معكَ إذا ذكرتَني
“Allah Ta’ala berfirman: wahai hamba-Ku, Aku sesuai persangkaanmu kepada-Ku, dan Aku bersamamu jika engkau ingat kepada-Ku” (HR. Al Hakim no. 1828, dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Ahadits Ash Shahihah no. 2012).
An Nawawi rahimahullah menjelaskan:
قَالَ الْقَاضِي قِيلَ مَعْنَاهُ بِالْغُفْرَانِ لَهُ إِذَا اسْتَغْفَرَ وَالْقَبُولِ إِذَا تَابَ وَالْإِجَابَةِ إِذَا دَعَا وَالْكِفَايَةِ إِذَا طَلَبَ الْكِفَايَةَ
“Al Qadhi mengatakan: maknanya Allah akan memberikan ampunan jika hamba beristighfar, dan Allah akan terima taubat jika hamba bertaubat, dan Allah akan kabulkan doa jika ia berdoa, dan Allah akan berikan kecukupan jika ia meminta kecukupan” (Syarh Shahih Muslim, 17/2).
Ibnu Hajar rahimahullah menjelaskan:
أَيْ قَادِرٌ عَلَى أَنْ أَعْمَلَ بِهِ مَا ظَنَّ أَنِّي عَامِلٌ بِهِ
“Maksudnya Allah mampu untuk mewujudkan sesuai apa yang dipersangkakan oleh hamba tentang Allah” (Fathul Bari, 13/385).
Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah menjelaskan:
حسن الظن بالله أن الإنسان إذا عمل عملاً صالحاً يحسن الظن بربه أنه سيقبل منه، إذا دعا الله عز وجل يحسن الظن بالله أنه سيقبل منه دعاءه ويستجيب له إذا أذنب ذنباً ثم تاب إلى الله ورجع من ذلك الذنب يحسن الظن بالله أنه سيقبل توبته، إذا أجرى الله تعالى في الكون مصائب يحسن الظن بالله، وأنه جل وعلا إنما أحدث هذه المصائب لحكم عظيمة بالغة، يحسن الظن بالله في كل ما يقدره الله عز وجل في هذا الكون، وفي كل ما شرعه الله تعالى على لسان رسوله صلى الله عليه وعلى آله وسلم بأنه خير ومصلحة للخلق، وإن كان بعض الناس لا يدرك هذه المصلحة، ولا يدرك تلك الحكمة مما شرع، ولكن علينا جميعاً التسليم بقضاء الله تعالى شرعاً وقدراً، وأن نحسن به الظن؛ لأنه سبحانه وتعالى أهل الثناء والمجد
“Husnuzhan (berprasangka baik) kepada Allah adalah seseorang ketika beramal shalih ia berprasangka baik kepada Rabb-nya bahwa Ia akan menerima amalannya tersebut. Jika ia berdoa kepada Allah ‘Azza Wa Jalla, ia berprasangka baik kepada Allah bahwa Ia akan menerima doanya dan mengabulkannya. Jika ia melakukan dosa, kemudian bertaubat kepada Allah, dan menyesali perbuatannya tersebut, ia berprasangka baik kepada Allah bahwa Ia akan menerima taubatnya.
Jika Allah menetapkan musibah baginya, ia berprasangka baik kepada Allah Jalla Wa ‘Ala bahwa dibalik musibah tersebut ada hikmah yang agung. Ia berprasangka baik kepada Allah dalam semua takdir yang Allah tetapkan baginya, dan dalam semua aturan syariat yang Allah Ta’ala tetapkan melalui lisan Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bahwa itu semua baik dan merupakan maslahah bagi semua makhluk. Walaupun sebagian orang tidak mengetahui apa maslahah-nya, serta tidak memahami apa hikmah dari apa yang disyariatkan tersebut. Namun wajib bagi kita semua untuk berserah diri terhadap ketetapan Allah Ta’ala baik yang berupak takdir maupun berupa hukum syar’i” (Fatawa fil Aqidah, 1/206).
Wallahu a’lam.
Kembali ke topik. Definisi ikhtiar itu apa sih, ya kita berusaha dengan dasar menjalankan perintah gusti Allah dibarengi kondisi hati dengan mengharapkan gusti Allah ridho dengan ikhtiar yang akan kita jalankan. Terkait hasil mesti di kasih kok kalau gusti Alloh sudah Ridho. Tapi syaratnya kita harus ridho dulu, ridho dari apa yang telah Alloh kasih ataupun ridho dalam menjalankan ikhtiar yang sedang atau akan kita jalankan.
Masalah biaya bayi tabung mahal juga toh rezeki juga gusti Allah yang ngasih, barangkali saja melalui bayi tabung berhasil kan siapa yang tahu, kembali lagi ke rezeki. Jadi jangan dibikin pusing sendiri dengan memikirkan hal yang bukan kuasanya manusia, karena hasil itu kan bukan urusan kita. Kesalahan kita yang selalu di ulang-ulang sehingga bikin kita sakit hati dan fikiran itu karena kita (ego) tidak mau menerima kondisi kita dan menuntut sesuatu dengan berlebihan yang itu bukan kuasanya kita. Terlebih kita salah kaprah dengan menuntut keberhasilan kepada manusia dan kepada metode ikhtiar.
Inget lho ikhtiar itu bukan TUHAN kita, bukan IKHTIAR yang membuat berhasil, tapi TUHAN yang ijinkan. Jadi Ta'alluq (terhubung/menggantungkan) keberhasilan itu hanya pada gusti Alloh, bukan karena ikhtiar nya, sebab ikhtiar cuma jembatan saja. Coba baca lagi kitab-kitab tauhid nya tentang sifat sifat wajib gusti Alloh.
Percaya deh, Selagi kita masih menuntut keberhasilan kepada apapun yang akan dijalankan gusti Allah juga sebel, ini kenapa hamba saya enggak ridho ridho, jadi gimana gusti Allah mau Ridho nantinya kalau kitanya sendiri ga mau ridho.
Langkah awal. Coba awal sebelum menjalankan sesuatu itu dipasrahkan/diikhlaskan dulu apaun ntar hasilnya (nanti dalam proses ini akan merasa kehadiran Alloh disamping kita, serta setiap apapun yang dikerjakan kita selalu merasa bersama Alloh). Disini The Power of Ikhlas yang merupakan Survival system kehidupan kita dan ini merupakan suatu sistem alamiah kelangsungan hidup kita yang biasanya akan aktif saat kita terjepit, saat kita terpuruk dan tidak ada seorangpun yang bisa menolong kita kecuali Gusti Allah.
Pertanyaan saya, Apa mau nunggu kita nge-drop dulu, terjatuh dulu, terpuruk dulu, apa harus merasa capek ikhtiar dulu dan sudah keluar biaya banyak dulu namun tidak kunjung hamil baru kita akan pasrah dan ikhlas? Kalau saya, yaa mending di pasrahkan dulu, di ikhlas kan dulu sambil melakukan ikhtiar sebisa kita dan sekemampuan kita.
"Ikhtiar dengan menggebu-gebu beda kelas dengan ikhtiar yang disertai keikhlasan dan kepasrahan kepada tuhan."
Beda kelas nya dimana, kalau hanya menggebu gebu Anda hanya mengandalkan makhluk dalam ikhtiar Anda (diri Anda, Pasangan, Dokter, Terapis = Mahluk), tapi kalau ikhtiar dengan keikhlasan dan dengan kepasrahan Anda akan selalu merasa bersama Tuhan saat menjalankan ikhtiar dan usaha apapun (mengandalkan kekuatan tuhan secara sederhana nya). Jadi beda power kan, beda kekuatan kan, dengan Kita ngandelin kekuatan manusia sama kita ngandelin kekuatan Tuhan. Jadi nggak akan pusing enggak kan kalau nggak akan bimbang karena selalu dekat sama Tuhan. (Catatan : ke ikhlasan dan kepasrahan ini kondisi hati ya, bukan kondisi fisik. Kalau kondisi fisik artinya menyerah)
Apa pun yg kita kerjakan, sebelum melakukan apapun, terima dulu apa yang Allah kasih sambil kita jalankan ikhtiar menjalankan kewajiban perintahnya gusti Allah.
Kemudian (dalam kondisi hati kita) hasilnya pasrahkan sama gusti Alloh, Jangan dipendam di hati nanti tambah sakit. Sebab yang bikin sakit itu harapan yang diluar kenyataan. Ayo ikhlas dulu, kondisi batin yang tenang akan membuat fikiran tenang dan kondisi fisik kita akan membaik juga akhirnya.
Sisanya sambil ikhtiar semampunya. "Jika sudah begini, seluruh dunia mencibir kita belum hamil, ga akan ngaruh kok, hidup kita tetep enjoy." Lagian hidup cuma paling lama ga akan lebih dari 100 tahun, yang mencibir juga nanti capek sendiri. Jangan sampai kita su'udzon kepada gusti Alloh saja terkait kondisi kita. Itu sangat sangat kufur nikmat.
Banyak cerita orang yang udah pasrah dan hanya menjalankan ikhtiar alakadarnya Eh.. taunya dikasih positif hamil. Ya itulah karena kita menjalankan ikhtiarnya sudah dalam keridhoan Gusti Allah.
Jika mau praktek tentang keikhlasan dan kepasrahan sama tuhan tentang apapun kesulitan yang kita alami, saya pernah praktekan buku Quantum Ikhlas karya erbe sentanu waktu tahun 2010. Sepertinya ada terbitan terbaru di gramedia, saran Quantum Ikhlas dulu jangan langsung ke Zona Ikhlas, ntar ngawur pemahaman nya.
Mungkin buku tersebut bisa membantu memahami lebih mendalam bahasa artikel ini yang sulit dipahami maksudnya bagaimana.
Sekian semoga bermanfaat.
Ttd
Yudha Nugraha
TENTANG PENULIS
Yudha Nugraha, Akp, C.Herb adalah Akupunkturis, Herbalis, Penulis buku dan praktisi kesehatan holistik dari tahun 2009 dibidang infertilitas pria dan program hamil yang berpengalaman lebih dari 10 tahun. Konsultasi Reproduksi dan Infertilitas Pria via WhatsApp
💬 08970329298
Lulu Nurjannah, Amd.Keb, Akp, C.Herb adalah Bidan, Akupunkturis, Herbalis, Penulis buku dan praktisi kesehatan holistik dibidang infertilitas wanita dan program hamil yang berpengalaman lebih dari 5 tahun. Konsultasi Reproduksi dan Infertilitas Wanita via WhatsApp
💬 08970329296
Legalitas usaha, BRAND IMAGE, dan sertifikat keahlian dapat dilihat dihalaman
TENTANG KAMI